HORE!
Akhirnya saya sampai di usia 25 tahun. Akhirnya saya mendapat gelar jomblo perak juga. Oh sepanjang hari kemarin
bahkan sampai hari ini, ucapan selamat ulang tahun dan doa dari teman-teman
masih mengalir di timeline saya. Terima kasih untuk kebaikan teman-teman semua.
Kenyataannya
tanggal 10 kemarin, usia saya pas 25. Kenyataannya doa saya di tahun lalu kalau
pengin terus berumur 24 tidak dikabulkan Tuhan. Waktu yang terlalu cepat
berjalan ataukah saya yang terlalu tidak sadar pada setiap detik, menit dan jam
yang saya lalui?
Beberapa
pertanyaan yang muncul pada akhirnya seperti:
Jadi
bagaimana rasanya ada di usia 25?
Jadi,
apa yang saya harapkan di umur yang ke-dua puluh lima?
Apa
yang pernah saya impikan ketika saya melangkahkan kaki di angka dua puluh lima?
Tentunya
saya memiliki banyak mimpi, saya mulai menulisnya di balik Alkitab, mulai
mendoakan mimpi itu, salah satunya adalah mulai mendoakan bertemu dengan
seseorang yang tepat. :)
Apa
yang saya harapkan ketika memasuki umur yang ke dua puluh lima? Menikah?
Mungkin belum. Karena masih ada banyak hal yang ingin dikejar. Ada mimpi yang
begitu tinggi, yang selalu saya visualisasikan sebelum tidur.
Angka
dua puluh lima, mungkin adalah sebuah perjalanan panjang. Tapi yang pasti umur
dua puluh lima adalah angka yang sangat istimewa. Dua dan lima. Tujuh. Karena
saya selalu menyukai angka tujuh, angka sempurna. Karena memasuki umur ini,
saya belajar banyak; belajar banyak soal iman, pengharapan, dan kasih.
Saya
selalu merasa angka tujuh punya daya tarik tersendiri. Seperti penutup
sekaligus pembuka dari sesuatu. Angka tujuh adalah angka dimana Tuhan
berisitirahat. Angka tujuh bagi saya, bicara soal bertumbuh, karena itu adalah
masa dimana manusia ADA. Mereka kemudian saling mengenal, jatuh cinta, menguasai,
dan mengelola banyak hal. Termasuk mengelola hati.
Mungkinkah
Adam adalah pencinta yang baik? Hanya Hawa yang tahu. Tapi Adam dan Hawa sudah
pasti bertumbuh di dalam cinta mereka.
Bertumbuh selalu membuat kau ADA.
Sepuluh
tahun merantau di luar, bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan lebih dari sepuluh
tahun tidak tinggal bersama orang tua adalah sesuatu yang selalu saya sebut
dengan “pertumbuhan” yang sebenarnya.
Kalau
mau bertumbuh, pergilah dari rumah, bangun rumahmu sendiri. Itulah bertumbuh.
Anggaplah kau sama sekali tidak punya pengalaman. Mulailah dari nol. Jangan
takut salah. Peluk masalah. Ambil resiko. Bangun dari tempat tidurmu, pergilah
mandi, bersahabat baiklah dengan air dingin. Anggap saja, itu pertama kalinya
kau mandi.
Saya
bosan dengan kue ulang tahun. Maka setahun belakangan menuju umur ini, saya
diberikan masalah, untuk ditiup sekaligus merayakannya. Karena bertumbuh adalah merayakan setiap
masalah yang datang dalam hidupmu dan bilang terima kasih. Karena ketika masalah datang,
kau banyak belajar, bersyukur, berpengharapan, dan bahkan masih tetap bisa
menikmati kopimu di cangkir terbaikmu hari ini.
Bertumbuh,
terkadang butuh istirahat, supaya esok, kau bisa memulai sesuatu yang baru
kembali. Akhirnya, mungkin itu yang Tuhan lakukan di hari ketujuh setelah
menciptakan manusia.
Jadi,
bagaimana rasanya berada di usia dua puluh lima dengan status jomblo perak?
Ah,
sudahlah.. :p
Selamat
ulang tahun, wahai teman sahabat saudara serta orang-orang besar yang lahir di
bulan Juni. Semoga sama seperti sajak Sapardi Djoko Darmono, selalu ada Hujan
Bulan Juni yang menyirami hidupmu dan hatimu. Hingga akhirnya kita dapat
bertumbuh dan berbuah.
Berapapun
umur kita. Ah, sesungguhnya tidak ada bedanya. Sebab pertumbuhan bukanlah
masalah umur, tetapi bagaimana saya dan kamu memaknai setiap hari dalam hidup.
Sekali
lagi, rayakanlah hidupmu, sebab mungkin tahun-tahun mendatang yang entah
kapan, kita mungkin akan begitu merindukan masa ini.
Mari
rayakan!