Orang-orang yang hidup di fase modern seperti sekarang ini mungkin
sudah jarang melihat ketapel. Tapi bagaimana dengan kamu? Pernahkah memegang ketapel?
Ketapel itu senjata tradisional yang terbuat dari batang kayu
yang dibentuk menyerupai huruf Y dengan sebuah karet ataupun bahan elastis di
antara kedua sisinya. Untuk menggunakan benda ini, kita membutuhkan batu
kerikil untuk diletakkan di dalam karet. Batu di dalam karet akan ditarik
mundur, dibidikkan sesuai dengan sasaran, kemudian dilesatkan dengan kecepatan,
yang bila dilakukan dengan akurasi tingkat tinggi, bisa melukai korbannya.
Saya tidak ingin berfilosofi di sini. Cukup Dee saja dengan
Filosofi Kopinya. Tapi apa yang saya alami belakangan ini membuat saya berpikir
bahwa kehidupan kita pun tak ubahnya seperti batu dalam pelukan ketapel. Kadang
hidup membawa kita mundur beberapa langkah; menghancurkan kita sedemikian
rupa, membuat kita berantakan berkeping-keping, hingga kita tak punya kemampuan
untuk berani melirik ke depan. Tetapi jika kita cukup kuat dan bertahan,
lenturan dari rasa sakit itu akan menghantarkan kita dengan kecepatan yang tak
pernah kita bayangkan. Cukup satu tarikan, dan kehidupan kita tak akan pernah
sama.
Tarikan itu berbentuk keputusan. Kita memutuskan bagaimana
memberi makna pada tarikan mundur itu. Tarikan yang tepat, ibarat ketapel, akan
membawa batu kecil itu melangkah lebih jauh. Semakin jauh dan ketat dia ditarik
mundur, semakin cepat dan kuat dia melesat ke depan.
Bukankah demikian dengan hidup?
gambar diambil secara acak dari google |
Tarikan-tarikan pelajaran dari pengalaman membuat kita menjadi
pribadi yang berbeda, lebih kuat, lebih berhati-hati, lebih bijaksana, lebih
menghargai hidup. Kita dihantar ke satu titik dimana cara pandang menjadi jauh
berubah. Beberapa menyebutnya dewasa, yang lain menyebutnya bijaksana. Ketika
melihat ke belakang, kita akan tertawa, menertawai kehidupan. Kita akan
tertawa kegirangan karena lesatan kehidupan telah menghantarkan kita pada titik
ini. Kita menghatur syukur tak henti-henti karena pada suatu waktu, hidup
pernah membawa kita mundur.
Jika kamu sekarang merasa hidupmu mengalami kemunduran, tetaplah
bertahan. Tetaplah tenang. Siapkan dirimu untuk lesatan hidup yang tak akan
pernah kamu bayangkan. *ngomong sama cermin*
0 komentar:
Posting Komentar