skip to main | skip to sidebar

Search Here

...tentang Grace...

Foto Saya
Grace Hasibuan
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Just an ordinary girl with EXTRAORDINARY GOD... A girl who lives her life with hope, faith and love. A girl who believes in God and His wonderful journey. A girl who is passionate in children, human right, poverty, and environment. She is crazy about the idea of being a traveller... And, she'd love to express all about her and her life in music, photography, and just simple words...
Lihat profil lengkapku

Archivo del blog

  • ► 2015 (3)
    • ► Juli (2)
    • ► Januari (1)
  • ► 2014 (4)
    • ► Agustus (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Januari (2)
  • ► 2013 (44)
    • ► Desember (1)
    • ► Juli (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (4)
    • ► April (4)
    • ► Maret (8)
    • ► Februari (10)
    • ► Januari (15)
  • ▼ 2012 (6)
    • ▼ Desember (2)
      • It's Called "Going-Home-Sick"...
      • tentang suplemen pagi
    • ► Juni (1)
      • FRIENDS, LOVERS OR NOTHING
    • ► April (1)
      • Home = Heaven in the world
    • ► Januari (2)
      • Enjoy Every Moment
      • 2011 Unforgetable Moment: From Jakarta to Manna wi...
  • ► 2011 (16)
    • ► November (3)
    • ► Oktober (2)
    • ► Agustus (1)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (5)
    • ► April (2)
    • ► Maret (2)

Teman-teman

See this :)

  • Home
  • About Me
  • Facebook
  • Twitter
  • About This Blog

Letter from God

Letter from God
gracehasibuan. Diberdayakan oleh Blogger.

God is good all the time

God is good all the time

Ordinary Grace

Ordinary Grace

Popular Posts

  • Pelajaran dari pembuangan Babel :)
    4 Desember 2013. Hari paling bersejarah. Untuk kedua kalinya saya menangis karena hal yang sama. Untuk kesekian kalinya saya merasakan uj...
  • (bukan) FILOSOFI KETAPEL
    Orang-orang yang hidup di fase modern seperti sekarang ini mungkin sudah jarang melihat ketapel. Tapi bagaimana dengan kamu? Pernahkah mem...
  • Kupanggil Kamu, ILALANG
    Lalu, begini. Kini saya ada di belakang netbook ini dan menulis tentangmu. Saya harap kamu tidak merasa keberatan dengan nama barumu dan ...
  • FRIENDS, LOVERS OR NOTHING
    FRIENDS, LOVERS OR NOTHING Wow its been a while since my last blog. Jadi weekend ini saya memang tidak kemana-mana. Minggu lalu udah...
  • Makan, Berdoa, dan Jatuh Cintalah pada Negeriku!
    Holaaaaaaa.. Kemana saja belakangan ini? Saya sudah kemana-mana. Ok, ini lebay! Lama sekali tidak menulis blog. Dua minggu yang l...
  • Aku, Kamu, Hati, dan Logika
    Kenalkan, namanya Logika. Dia yang menemani aku selama ini sementara Hati melanglang buana. Logika ini sungguh baik padaku. Perhatiannya t...

Categories

semacam curhat (36) random thinking (25) me and my GOD (17) (bukan) cerpen (bukan) puisi (14) opini (12) untuk sahabat (12) tentang mimpi (8) cinta dan perasaan (7) lagu (7) surat (7) Keluarga (6) Kisah Kita (5) kicauan pagi (5) pekerjaanku (5) 8-years-story (3) tentang ilalang (3) idola (2) TRAVELLING (1) feature (1) film (1) liputan (1)

What Date is Today?

Quote of The Day

Visit BrainyQuote for more Quotes

Hear This.. :)

When God Writes My Whole Life Story

...tentang warna-warninya hidup ketika ALLAH yang menulisnya... So, Let God be God in your life, dear

Rabu, 19 Desember 2012

It's Called "Going-Home-Sick"...

Dari judulnya aja udah aneh. yang ada juga homesick, kangen rumah.. Lah ini malah going-home-sick, istilah yang saya ciptakan setiap kali mo mudik..hihihiii.. Maksa? biarin…

Apa itu going-home-sick? Menurut kamus pribadi dari otak kanan saya bagian agak belakang, going home sick ini sejenis sindrom yang menghinggapi saya setiap kali mau mudik. Kenapa saya tidak menyebut pulang? Karena biasanya yang saya sebut pulang adalah perjalanan dari kantor selama 5 menit ke arah perkotaan untuk menuju ke rumah mungil di lingkungan sepi dengan kamar yang didalamnya cuma berisi kasur dan lemari dengan dinding putih.. halahh.. Nah, klo ritual yang saya sebut going-home-sick ini, perjalanan yang ditempuh dengan 3 jam perjalanan darat yang memabukkan, plus 2 kali naik pesawat, dengan rute bks-cgk-mes, menuju suatu rumah yang dihuni oleh kedua orang tua tercinta, seorang kakek, tante, dan 3 orang adik. Gejala going home sick ini yakni gelisah, pengen ke kamar kecil terus menerus, suka melamun dan bengong-bengong, serta panas dingin.. hihihihiii. boong, gak separah itu kok..

Tapi memang sih, tiap kali saya mau pulang, saya jadi merasakan hal - hal aneh yang membuat semuanya jadi ga nyaman. Bukannya saya tak mau pulang, uuhh..saya ingin sekali pulang, tapi yah itu..ada sedikit rasa ga nyaman, jantung berdebar kencang, dan gelisah, ahh mungkin saking membuncahnya kebahagiaan di dada ini.. #ngiiiiiiiiik

Tiap kali pulang ke rumah orang tua, saya seakan-akan harus berperan menjadi seseorang yang berbeda dari biasanya, gak sepenuhnya karakter baru sih, tapi ada beberapa hal dari kebiasaan saya yang harus dipangkas, hihihi..setidaknya dikontrol untuk tidak terlalu liar. Biarpun orang tua saya itu termasuk orang tua yang demokratis dan tidak pernah memaksakan kehendak ke anak2nya, tp beliau juga masi sangat "kejawen".  (Eh bener ga sih ini saya make istilah kejawen?)
à masih sangat memperhitungkan norma2 yang berlaku di masyarakat, masih mempedulikan omongan tetangga serta saudara2 sekitar. Dan yang paling parah, masih menganggap saya ini anak kecil, huhuhuuu.. Maklum juga sih, secara saya tidak tumbuh bersama mereka. Lulus SMP, saya sudah mendapat hak sepenuhnya untuk mau memutuskan kemana selanjutnya, dan saya memilih untuk sekolah hengkang dari Medan, hingga saat ini bekerja pun diluar kampung halaman tercinta.  Jadi, kemungkinan memori orang tua saya terputus sampai disitu, dan tak pernah menyangka kalo waktu itu terbang, dan saat itu sudah  lebih dari 8 tahun lalu..Fuuuihhh...

Dan selama 8 tahun itu, tentu saja ortu tak selalu menyaksikan apa saja yang sudah terjadi dengan saya. Melewatkan kelulusan demi kelulusan saya, melewatkan hari pertama saya kerja, melewatkan makan2 saat saya ulang tahun, melewatkan ekspresi saya saat mendapatkan SK mutasi di hari ulang tahun, melewatkan saat saya jatuh cinta, dan melewatkan kebandelan2 saya yang laen. . Tak pernah juga melihat saya pulang pagi setelah capek 'beredar' saat kuliah dulu.. Hihihihiii..

Saya dan kedua orang tua memang seakan hidup dalam dua atmosfir yang berbeda. Jadi ketika saya pulang ke mereka, saya harus sedikit menyetel gaya hidup saya untuk disesuaikan sama mereka.Saya yang terbiasa memutuskan segala sesuatu sesuai dengan apa yang ada di kepala saya tanpa ada yang protes, saya yang terbiasa untuk mandiri, ga begitu peduli hari ini sudah makan apa belum dan saya yang terbiasa untuk fight by my self, sekarang musti mulai sedikit mengontrol semua ego untuk melakukan hal-hal itu, dan menjadi anak baik - baik. Ahh, saya sebenarnya memang anak baik kok..ciyuuuzzz..hhiihihi.. Sarapan bareng ma kluarga, klo pergi harus izin orang dirumah dulu, slalu ada saja yang menyuruh saya makan, sehingga program diet saya kacau balau, dan tidak boleh pulang lebih dari jam 8 malam.. Keberatan? Kadang-kadang. Tapi sepertinya saya lebih banyak menikmati semua itu kok. .
Hidup sendiri itu tantangan, tapi memiliki orang-orang yang berada di sekeliling kita dan menghawatirkan keberadaan kita itu lebih menyenangkan.

Ya, seperti yang bapak saya pernah bilang, "setua apapun kamu, sesukses dan semandiri apapun, kamu tetap anak kami, dan itu tak bisa berubah."
Huhuuhuhu, terharu...
>>Baca selengkapnya ya
Diposting oleh Grace Hasibuan di Rabu, Desember 19, 2012 0 komentar
Label: Keluarga, kicauan pagi, semacam curhat

tentang suplemen pagi

.....
dua pertiga dari pagi-pagiku, dimulai dari pertigaan ini dan berakhir pada lampu merah diujung jalan itu, diisi oleh harapan-harapan untuk bertemu denganmu. dan selebihnya, dipenuhi oleh khayalan-khayalan akan pertemuan itu sendiri.
.....
>>Baca selengkapnya ya
Diposting oleh Grace Hasibuan di Rabu, Desember 19, 2012 0 komentar
Label: Kisah Kita, random thinking, surat

Sabtu, 16 Juni 2012

FRIENDS, LOVERS OR NOTHING


FRIENDS, LOVERS OR NOTHING

Wow its been a while since my last blog.
Jadi weekend ini saya memang tidak kemana-mana. Minggu lalu udah mumet dengan ujian, dan minggu depan mau ke Kiluan mantengin lumba2, jadilah hari ini saya Cuma menggalau di kosan dan kantor. Karena dasarnya emang ga bisa diem dan pengen utak-atik layar komputer yang lucu di kantor yang saat ini ada didepan mata, yaudah saya pencet2 aja. Walau ngantuk tetep ngotot, haha. Dan terinspirasi dari pengalaman pribadi dan beberapa curhatan teman-teman saya yg tidak perlu tersebut lah ya namanya..
Akhirnya saya memutuskan menulis berdasarkan interpretasi liar saya akan 1 lagu dari mantan pacar saya (baca: bang John Mayer). Judulnya aja udah bikin jantung saya serrrrrrr.. (ini lebay beneran). The title of the song is FRIENDS, LOVERS OR NOTHING. Wihh abang John emang mantep dah. Pengen culik deh bawa pulang ke kosan -___-
Anyway, ini nulisnya sambil denger lagu itu dan setelah didengar dan dicerna dengan kapasitas listening saya yang pas-pasan, saya menangkap makna yg dalem banget dari lagu itu. Coba kita denger (ato baca) dulu deh ya rame2.
----------
Now that we are over as the loving kind
We'll be dreaming ways to keep the good alive
Only when we want is not a compromise
I'd be pouring tears Into your drying eyes
Friends, lovers, or nothing
There can only be one
Friends, lovers, or nothing
There'll never be an in-between
So give it up
You whisper "Come on over"
Cause you're two drinks in
But in the morning I will say Good-bye again
Think we'll never fall into The jealous game
The streets will flood With blood of those who felt the same
Anything other than 'yes' is 'no'
Anything other than 'stay' is 'go'
Anything less than 'I love you' is lying
----------
(Berhenti sejenak) Aduh abang John pinter banget deh ah bikin lagu. Makjleeeb!! Ajarin dong  -____-
Dulu pertama kali dengar lagu itu dan setelah diulang2 kurang lebih 5 kali, saya memutuskan untuk bikin statement kalo saya SUKA sama lagu itu.
Karena, yaaa karena liriknya ngena banget. Ibaratnya kayak bisa nampar orang gitu. Nampar siapa? Nah ini masalahnya.
Lagu ini kayanya sih ditujukan Bang John buat cowok cewek yang satu sama laennya sering bingung dan miscommunication-- ya biasa, masalah cinta2an, ahaha. Kayanya di dunia pra dewasa yang penuh kelabilan sering banget terjadi kerancuan dalam menanggapi situasi. Misalnya nih: Ada cowok yang perhatian sama cewek, si cewek nganggep cowonya suka, padahal si cowok cuma berusaha nice aja, emang dasarnya flamboyan (bahasa bencongnya playboy) dan baek ke semua orang.
Melalui blog ngaco ini saya mau berbagi sedikit pemikiran dangkal yang saya dapet dari lagu ini.. Dan mari saya perjelas, ini semua hanyalah opini dari sudut pandang saya yang biasanya punya analisa aneh dan random. Kalo emang agak susah dimengerti dan tidak layak diterima, maap maap aja deh ya, hehe, ok lanjut. Poin-poinnya adalah:
(ini konteks pembahasannya lebih ke hubungan cowok sama cewek loh. Cinta cucu kepada nenek tidak bisa dimasukkan ke kategori makna lagu abang John kali ini)

1) Cinta dan sayang itu sensitif (bukan merek tes kehamilan loh maksudnya, tapi emang sifatnya sensitif).
Maksudnya:
Penyampaian cinta sama sayang itu ga boleh ngasal. Harus ada dasar yang kuat. Why? ya simple aja. Mayoritas cewek itu hatinya fragile. Kaya sponge, gampang menyerap. Jadi sekali aja cowok bilang "aku cinta kamu wahai bidadari cantik", wahhh melayang2nya bisa sampe Afrika. Padahal buat cowoknya sendiri (mungkin) maknanya ga se dalem itu. Logika mereka yang katanya keren itu biasanya mendorong mereka untuk frontal dan bilangin apa yang mereka pikirin saat itu aja. Tanpa mikir panjang, detail, dan nganalisa dampaknya terhadap si cewek (maap ya cowok2, ini gue lagi sotoy, salahin bang John). Jadi, seperti kata bang John : "Friends, lovers, or nothing There can only be one". Dalam satu hubungan itu statusnya harus jelas. Jadi temen, ya temen aja. Pacar, ya pacar. Ato mending ga usah ada hubungan apa2 sama sekali. Jangan mentang2 ga ada pacar, kita bisa seenaknya mencla-mencle, tebar pesona kemana-mana, bilang sayang or cinta ke orang-orang, ntar liat siapa yang nge-respon dan siapa yang paling kece, itu yang dipilih, mwuahahhahahaa. Itu kejam, beeeb.. !!


2) Cewek, ilmu GR nya harus dikontrol. Cowok, ilmu tebar pesonanya harus diatur.
Maksudnya:
Sebelom dibahas, kita liat lagi deh lirik dari bang John:
"Friends, lovers, or nothing, There'll never be an in-between"
Jadi kalo ada yang bilang "aku sayang sama kamu, tapi kita jadi temen aja ya". Waduh, kalo bisa itu dihindari lah saudara2. Sekali lagi, karena cowok dan cewek itu punya daya tanggap yang berbeda. Yang biasanya terjadi sih kaya gini (ini berdasarkan analisa saya sendiri sebagai psikolog berkulit gelap diantara teman2 gelap saya, *loh?*), kebanyakan cowok itu menyampaikan hal-hal yang cewek pengen denger. Alasan mereka sih biar ga ribet, biar cewenya bisa diem, dan biar mereka terlepas dari pertanyaan lanjutan. Istilah kerennya cari aman. Nah, kalo cewek dimana-mana sih sama aja. Daya tanggapnya dalam sangat. Ke-detail-annya jangan diragukan deh. Apapun kalimat dari cowok yang mereka anggap penting, wahhh kesimpen di otaknya selamanya kali, ga bakal ilang. Jadiiiiiiiiiiii cowok-cowok calon pemimpin rumah tangga yang ganteng2, tolong hati2 dalam tebar pesona. Kalo iya ya iya, kalo ngga ya ngga. Jangan pernah menggantung harapan buat seorang perempuan. Inget mama di rumah booooyy. Buat cewek-cewek, kadar GR nya harus dikontrol ya. Jangan mau digantung tanpa tali, dan di ayunin dari atas ke bawah kaya maen yoyo. Bukan jadi apatis juga, tapi lebih hati2 aja dalam meresapi arti dan memahami hati.


3) Klarifikasi itu perlu.
Maksudnya:
Naaah jaman sekarang ada tuh istilah TTM. Saya juga pernah masuk ke kategori itu tuh kayanya. (Eh prnah gak yaa?? Enggak deh kayaknyaa. Saya masuknya kategori Friendzone.) Rasanya? ya enak ga enak. Ketidakjelasan emang ironis. Jadi, ada baiknya, demi ketenangan batin dan jiwa masing2, jika ada (terutama cewek nih) yang ngerasa udah dideketin sama cowok, tapi cowoknya ga pernah frontal minta jadian, naaah mending di tembak langsung. Bukannya si cewek yang mesti nembak juga. Maksudnya minta kejelasan yang kongkrit dan nanya. Tapi nanyanya harus jelas dan ga njelimet (inget, cowok itu BUKAN MIND READER yang hebat (sorry ya cowok2, gue lagi emansipasi berapi2 nih sekarang, hehe). Seperti kata bang John:
"Anything other than 'yes' is 'no'
Anything other than 'stay' is 'go'
Anything less than 'I love you' is lying"
Wah bang John sudah cukup men-interpretasikan maksud saya.
Oke deh, analisa lagunya udahan dulu. Sekali lagi, note ini dibuat dalam keadaan capek, laper, dan belom mandi. Jadi? ya maklum aja jika kerutan sedikit muncul di kening anda, hehehehee..
Peace.. ^^,v
>>Baca selengkapnya ya
Diposting oleh Grace Hasibuan di Sabtu, Juni 16, 2012 0 komentar
Label: lagu, opini, random thinking

Kamis, 26 April 2012

Home = Heaven in the world


Lama ga ngeblog bikin gue berhasrat tingkat tinggi buat nulis tentang indahnya surga dunia..Surga dunia?? What the maksud??
Oke, gue mulai dengan memperkenalkan diri gue terlebih dulu. Gue Grace, (sekarang udah resmi jadi) PNS Kemenkeu, dilahirkan dan dibesarkan di Medan, tiga tahun sekolah di Sibolga, tiga tahun kuliah di Jakarta, hampir 6 bulan bekerja di Jakarta, dan nanti bakalan ga tau ditempatkan di kota antah berantah mana lagi di belahan dunia ini. Dan ketika gue mempublish tulisan ini, ternyata gue udah ditempatkan di Manna, sebuah kota kecil di Bengkulu Selatan, di propinsi Bengkulu, yg di tulisan sebelumnya udah gue bilang kalau bentuknya seperti putri tertidur, demi mengemban tugas mulia bagi bangsa dan negara.
Wow, selama 22 tahun hidup, ternyata gue udah pernah berdomisili cukup lama di empat kota yang berbeda yaa..hehee.. And well, ini adalah tahun kesekian gue hidup jauh dari keluarga, dari kedua orang tua, dan ketiga adik gue. Dan ini pun merupakan tahun kesekian perjuangan gue ngelewatin hal yang sama sekali belum pernah gue alami sebelumnya. Ada begitu banyak sensasi yang gue rasakan..hihiii.. Gue juga ngedapetin saat-saat dimana gue bisa jadi seorang yang sangat jauh berbeda dari gue yang sebelumnya. Oke, sekali lagi gue tekankan, "sebelumnya" disini berarti saat-saat di mana gue masih hidup dan tinggal bersama keluarga..*wink-wink*

Gue udah lama memimpikan bakalan kuliah di Universitas Indonesia sejak SD, yang bahkan mau ngambil jurusan apa aja gue belum kepikiran. Gue ga tahu dari mana dapet ilham kayak gitu padahal masih anak ingusan banget, tp yang gue tau pokoknya gimana pun juga, gue harus kuliah di UI, titik!!*ngotot banget ya jadi anak-anak..hehe*

Dan karena alasan itu jugalah akhirnya gue mencari info tentang SMA yang paling bagus, yang bisa bikin gue buat masuk ke UI. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Gue dapat informasi dari kakak kelas tentang SMA Matauli yang akhirnya memang menjadi sekolah gue. Awalnya sih, gue ga percaya bakal bisa masuk sana, karna ada beberapa persyaratan yang kalau dipikir secara logika, gue gak mungkin lulus. Lagipula jujur aja, gue juga gak begitu tertarik dengan sekolahnya. Gue hanya tertarik sama seragamnya dan asramanya. Dan sekali lagi gue tekankan, gue milih itu sekolah karena cukup menjanjikan membawa gue ke UI. 
Tiga tahun harus berpisah dengan keluarga dan tinggal di asrama, di awalnya memang terasa berat. Bagi gue, hal ini merupakan keputusan besar yang mesti gue ambil sepanjang hidup. Sekitar Juni 2004, saat usia gue baru menginjak 15 tahun, usia yg terbilang masih belia buat seorang cewe manja kayak gue pisah dari keluarga. Tapi, tentu saja, gue tetap bahagia!
Ditempa dengan tingginya tingkat senioritas di asrama menjadikan gue perlahan-lahan lebih mandiri dan lebih berhati baja. Yaa well, ga boong jg sih klo gue jg masih sering nangis.  Jauh dari rumah itu emang campur aduk banget lah perasaannya! Gue dapetin bayak hal di Matauli ini. Memakai istilah gue di butah Angkatan XI, kalau di Matauli gue dapet emas, di asrama gue dapet permata. Ah Matauli, terlalu banyak kisah buat diceritakan. Mungkin lain kali gue emg harus  nyisihin waktu buat nulis tentang sebagian dari hidup gue yang itu.. :)

Dan lagi-lagi ketika masuk kuliah, gue kembali tinggal jauh dari keluarga. Impian gue kuliah di UI memang kandas, tapi tempat gue berkuliah juga tidak berada di kota di mana gue berasal. Ya, gue adalah alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta. Berkuliah disini adalah suatu anugerah Tuhan semata dan gue sangat bersyukur. Namun, di samping itu, gue juga merasa sangat sedih, selain karena kegagalan masuk UI yg telah diidam-idamkan sejak kecil, tiba-tiba gue sadar kalo hidup di Jakarta tidaklah mudah, gue harus kembali lagi beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang yg akan sangat berbeda seperti di sekolah dulu. Puji Tuhan, Allah menempatkan gue disana gak sendirian, Dia mempertemukan gue dengan keluarga baru di PMK STAN. Ah, lagi-lagi, tulisan ini akan menjadi begitu panjang kalo gue jg harus bercerita tentang masa-masa kuliah. Mungkin, teman-teman yang membaca tulisan ini bisa bantu gue kali ya bikin tulisan lain tentang dunia mahasiswa. :)

Lulus kuliah ternyata tidak membawa gue kembali ke kampung halaman. Ketika akhirnya surat sakti bernama SK Penempatan keluar, yang menyatakan gue bertugas di KPPN Manna, daerah yg lebih jauh lagi dari 2 tempat gue sebelumnya, tiba2 bikin gue menyadari bahwa gue harus meninggalkan segala zona nyaman gue, keluarga, dan sahabat-sahabat gue, serta harus memulai segalanya lagi dari awal. Ya, kayak membangun kembali rumah gue. Kayak mengulang kembali pencarian seumur hidup gue dari awal terutama dalam hal persahabatan dan komunitas. Ternyata merantau 6 tahun belum cukup bikin gue semakin tangguh menghadapi tantangan hidup.. *ceileeeee*
Gue mulai panik, pikiran-pikiran ketakutan dan kecemasan mulai berkecamuk. Mungkin ga ya akan ada orang yg setipe dengan gue, nerima dan memahami gue, mungkin ga ya gue bisa menjadi terang-Nya disana nanti, mungkin ga ya gue bisa memberikan kontribusi di kantor, dan begitu banyak “mungkin ga ya” yg lain. Well, sampai sekarang kadang-kadang masih saja ngerasa gitu.

Beberapa waktu yang lalu, gue sempat jatuh sakit. Mungkin sakit types adalah sakit yg lumrah di kalangan anak kos. Anehnya, bertahun2 hidup ngekos, baru kali ini gue jatuh sakit, dan berhasil mendatangkan mama ke sini. Begitu tidurnya dikelonin, tidak lama kesehatan gue pulih. Mungkin efek homesick kali ye..
Sepulangnya mama, rutinitas hidup gue kembali seperti biasa. Ketika mama nelpon, seperti biasa orang2 rumah itu pada gantian ngomong, dengan celotehannya masing. Mama juga suka cerita perkembangan terbaru dari ketiga adik gue dengan keunikannya masing2. Gue senang, tapi di lain sisi, gue tiba-tiba merasa kesepian dan sendirian. Gue ga berada di sana bersama mereka. Gue ga bisa ngobrol-ngobrol dengan mereka. Dan tiba2 lagi, gue teringat, udah berapa banyak ya momen yg gue lewatkan dengan mereka selama 7 tahun ini? Well, mungkin gue keliatan berlebihan, kedengarannya terlalu membesar-besarkan sesuatu yg mungkin bagi kalian bukan masalah besar. Apapun pendapat kalian, tapi ya inilah yg emang gue rasain skrg.

Dulu aja ya, gue selalu nganggap bapak itu orang yang nyebelin, sok gaul, sok akrab ama temen-temen gue dari dulu, kadangkala ga menyenangkan, suka naik darah, sukanya nonton olahraga atau berita sambil berkomentar itu2 aja, yg menurut gue (saat itu) membosankan dan ga meaning.
Gue selalu aja kesal tiap kali mama teriak-teriak bangunin gue pagi-pagi untuk beragkat sekolah. Menurut gue (waktu itu), mama adalah ibu yg paling ga pengertian sedunia. Gue emang termasuk dalam golongan anak yang pembangkang dan keras kepala. Saking kerasnya, gue sampe pernah ga tegur sapa ama bapak berminggu-minggu.. *durhaka banget jd anak.. hikkss..*  Apa yg ada dalam pikiran gue mesti terjadi sesuai keinginan gue, ga peduli gimana pun caranya, sekalipun ngorbanin adik2 gue.. hehee.. Mungkin ini yg menjadi salah satu alasan  kenapa adik2 gue bahagia banget gitu tau gue mesti merantau ke kota lain untuk belajar. Mungkin dalam pikiran mereka, akhirnya salah satu doa mereka terkabul juga, si diktator ini bakal segera meninggalkan rumah ini. Well, jelas bangetlah ketika ga satupun dari mereka yg nangis karna sedih waktu gue meninggalkan rumah, yaa sama kayak hari-hari biasa aja.. sssttt, tp sekarang mereka jd sering nanyain kpn gue pulang loh.. mungkin bener kata pepatah, dekat berantem, jauh rindu.. *emang ada ya pepatah kyk gitu? Heheee..*

Sekarang gue berada disini.. di dalam kamar di rumah dinas yang (menurut gue) cukup nyaman. Namun, dalam tiap malam sebelum gue tidur, entah kenapa gue selalu ngerasa kesepian. Wajar sih karna emg gue jg lg sendirian, dan kota ini juga amat terangat sepi nian. Hehe.. Kembali deh gue teringat, dulu gue berbagi kamar dengan adik cewek gue. Kalo gue lagi bete, gue akan nyuruh dia sesuka hati keluar dari kamar hanya karna gue pengen sendiri. Dan sekarang gitu ngeliat keadaan gue ini, entah kenapa gue pengen bobo ditemani ketiga adik gue. Satu kasur, satu ruangan, satu udara. Ahhh, ternyata  sendiri itu ga bikin kita jd lebih baik. Dan ternyataaaaa, gueee kangen banget ama mereka.. L

Beberapa minggu terakhir ini, gue selalu bangun kesiangan. Entah kenapa, gue merindukan suara teriakan mama di pagi hari, rasanya gue bener2 kehilangan itu. Mungkin, gue bakal pura-pura susah bangun Cuma buat diteriakin kayak gitu.. hehe.. lucu sih ya.. Dulu, gue mikir dengan tinggal jauh dari rumah bakal nyelamatin hidup dari teriakan-teriakan pagi hari yg menjengkelkan. Dan lagi2 gue salah. Ternyata itulah yang menyempurnakan hidup gue. Oya, satu lagi, seumur-umur dari dulu, gue ga pernah muji masakan mama, karna ya emang masakannya di rumah ya itu-itu aja, antara sayur bening, ikan, tahu/tempe, sop dan soto bening. Ngebosenin banget emang. Mama emang tipikal ibu yang memperhatikan gizi dan nutrisi yang terkandung dalam tiap makanan yg kami konsumsi di rumah, makanya masaknya juga itu2 aja. Pokoknya, ga boleh santan, minyak jgn banyak, jgn berlemak, ga pake penyedap/ajinomoto, ga boleh indomie, jangan yg berlemak. *maklumlah, orang medis..hehe*
Oke, dan lucunya, gue sekarang malah ingin kembali makan yg begitu. Bersih, terpercaya, dan dibikin (pake cinta) ama mama sendiri. Berat badan gue (mungkin) terjaga. Kesehatan gue jg terjaga, ga gampang sakit kayak sekarang ini. Di sini, seringnya ga sempat masak, akhirnya makan terbang. Di warteg, di mall, di kantin, di pinggir jalan, yg kebersihan dan nilai gizinya Cuma si pemasak dan Tuhan lah yang tau.
Well, tentang bapak. Gue selalu mengidolakan karakter dia yg ‘friendly’ banget. Gaya bicara dia yg humoris namun terkadang terkesan jayus malah bikin kangen. Dulu gue berpikir apa yang bapak katakan dan nasehatkan pada kami terlalu berlebihan, harus ginilah, harus gitulah, ga boleh inilah, ga boleh itulah, tak jarang disampaikan dengan nada emosi malah. Wow, dan ternyata apa yg gue alami sejauh ini emang ternyata udh diprediksi bapak bertahun-tahun lalu. Gue lupa kalo dulu bapak telah melewati masa2 yg telah, sedang, dan mungkin akan gue alami ke depannya. Wadduh, bisa-bisanya ya gue lupa. Tanpa pelajaran dan nilai hidup dari mereka, mungkin gue ga tau bakal jd org kayak apa.

Jadi sebenernya inti dari apa yang mau gue sampein disini ya kadang2 kita lupa bersyukur atas apa yg kita miliki saat ini. Kadang kita lupa menghargai siapa yg kita bisa liat, kita sentuh, kita peluk, kita cium, dan kita ajak ngomong. Padahal sebenernya mereka ada di depan mata kita loh, di samping kita, baring2 bersama kita, atau sekedar nonton tivi bareng..
Hhuaaaaaa..ngomongin ini bikin gue mikir andai aja gue tau kalo gue bakal kangen banget ama ortu dan adek2 gue kayak gini ni, mungkin gue bakal lebih ‘MEMANFAATKAN MOMEN-MOMEN’ bareng mereka saat itu. Heheheee..
Tapi, kayaknya dengan berada jauh dari mereka kyk gini, gue diberi pelajaran tentang apa arti keluarga dan seberapa besar peran keluarga dalam hidup gue. Dulu gue ga bisa bener-bener ngejawab pertanyaan arti dan peran keluarga dengan serius. And now, gue bisa! They mean heaven in the world for me.. J
Walaupun saat ini jaraklah yang misahin gue dengan kedua orangtua dan ketiga adik gue, tiap kali gue kangen mereka, gue selalu berdoa agar mereka selalu berada dalam lindungan-Nya.
Karena gue yakin, mereka hanya sejauh doa.
:))


From Manna, with love..
Grace
>>Baca selengkapnya ya
Diposting oleh Grace Hasibuan di Kamis, April 26, 2012 0 komentar
Label: Keluarga

Selasa, 31 Januari 2012

Enjoy Every Moment


Guys, kalo gue ntar ketemu Babe, setelah gue peluk en cium Babe luaamaaa banget, gue rasa gue bakal ngajuin 1 pertanyaan.. Kenapa sih Tuhan ciptain cewek tuh begini?!?! Kenapa sih Tuhan ciptain cewek tuh feelingnya kuat bgt, gampang suka ama cowok? en benci dengan ketidak pastian … asli itu pertanyaan yg udah gue tanyakan bertaon-taon tapi gue belon nemu jawabannya..
Gue ngeliat dari pengalaman temen2 gue, paling ’sengsara’ kalau lagi masa pdkt, soalnya ngga jelas itu cowok demen kagak sih sebenernya? en biasanya kalau udah dihadapkan pada ‘ketidak-jelasan’, rasanya tuh ngga tenang.. rasanya tuh pengen cepet2 ‘jelas’, but belakangan ini gue dapet yg paling penting itu ‘enjoy every moment’..

Gue mulai berpikir, kalau kita ngga bisa enjoy masa kita temenan en secepetnya pengen punya status yg ‘jelas’ *padahal benernya sih statusnya jelas bgt, temenan! hehehe* Nah, kalau status itu sudah di tangan, apa kita bisa enjoy juga sama masa pacaran?! atau kita akan juga ‘get rush’ buat punya status yang lebih jelas en lebih ’sah’ lagi?
Dunno kan?
 
Kadang ketidaksabaran kita itu menghancurkan banyak hal … Menghancurkan moment2 manis en indah yang semestinya terjadi kalau kita mau sabar nunggu waktu Tuhan..
So, girls …Just Enjoy Your Moment.. Apapun yg sedang kita hadapi sekarang, try to enjoy it … karna ada banyak moment yang cuman akan lewat 1 kali … Sayang bgt kalau cuman hanya gara2 pengen ‘kejelasan’ kita menghancurkan banyak hal yg semestinya bisa kita nikmatin.

Take your time, Enjoy every moment..
>>Baca selengkapnya ya
Diposting oleh Grace Hasibuan di Selasa, Januari 31, 2012 0 komentar
Label: cinta dan perasaan, me and my GOD, random thinking

Senin, 02 Januari 2012

2011 Unforgetable Moment: From Jakarta to Manna with Love

Pengantar:
02:39 PM menurut laptop; di hari terakhir berlibur di rumah, di saat saya sadar betul bahwa saya harus segera berkemas, tapi justru nyaris tidak melakukan apa-apa sejak pagi, kecuali menulis ini. Tidak apa-apa, kan, kalau untuk kali ini saya berharap dimaklumi? Namanya juga liburan. Dan entah kenapa, ingatan saya melayang pada kejadian di pertengahan tahun 2011 yang telah berlalu kemarin..

“Aku dapet Bengkulu Selatan, Manna, tanggal 20 ini harus sudah di sana,” kata saya tergesa, Jumat sore itu.
“Nak, kamu bohong!” kata sang ibu di ujung telepon.
“Aku juga berharap ini bohong….”

Ada yang menjerit. Ada yang hanya termangu. Ada yang menutupkan tangannya ke bibir sembari menahan air matanya. Ada yang bertepuk tangan riuh. Ada yang langsung menelepon kawan dekatnya yang ada di jauh. Saya sendiri memilih mencari cara lain: merekam momen itu, walaupun hasilnya rasa gugup tetap tidak bisa terhindari, sampai-sampai tangan saya yang sedang memegang ponsel bergetar hebat sekali.

Saya masih ingat benar. Sejak sekitar bulan April 2011, saya rajin bertanya ke siapa saja, “Kapan kita penempatan?”.  Bukan karena saya takut atau tidak siap, melainkan karena saya mengharapkannya segera datang. Jadwal magang yang ternyata diperpanjang lagi hingga Juli membuat saya sedikit kecewa. Apalagi ketika menurut analisis teman-teman, kami baru akan disebar setelah diklat prajabatan dan lebaran.

Penempatan menjadi sesuatu yang saya nanti-nanti. Dan keinginan ini bukanlah keinginan maju-mundur, yang hari ini saya ingin segera penempatan lalu besoknya sebaliknya.

10 Juni 2011. Tepat di hari ULANG TAHUN saya yang ke-22 tahun. Saya rasa 230-an orang yang berkumpul di aula kemarin tidak akan pernah lupa tanggal ini. Ada sambutan Pak Ludiro yang menurut saya prolognya bagus sekali, tidak memberi celah untuk menebak ujungnya beliau mau bicara apa. Baru di tengah sampai menjelang ganti pembicara, ada kalimat-kalimat “Tujuh bulan magang saya rasa sudah cukup…,” “Anda semua adalah tulang punggung…,” “… lebih baik segera ditempatkan…,” “Kantor kita tersebar di seluruh wilayah Indonesia… tidak bisa seratus persen memenuhi keinginan semua pegawai…,” “… hampir tidak ada yang sendirian, ada teman, minimal dua orang…”.

Saya sengaja mencatat selengkap mungkin sambutan-sambutan bapak-bapak yang jadi pembicara. Bahkan penjelasan dari pegawai lain pun ikut saya catat. Namun, ternyata itu tidak berlangsung lama. Begitu sudah pasti dan para pegawai sudah membawa SK ke ruangan, saya tidak bisa mencatat apa-apa lagi. Catatan saya di halaman berikutnya bersih.

Akhirnya saat ini tiba. Saat-saat yang selalu saya tanyakan kapan datangnya sejak beberapa bulan lalu. Saat-saat yang menurut analisis versi obrolan magang diprediksi masih lama datangnya, tapi ternyata datang lebih cepat dari yang diduga. Saat-saat yang seumur hidup baru ini saya alami, dan ternyata rasanya luar biasa.

Tak Disangka: Manna
Surat sakti bernama SK Penempatan yang saya terima sore itu menunjukkan bahwa saya ditempatkan di Manna, sebuah kabupaten di sisi selatannya Bengkulu,propinsi yang bentuknya memanjang seperti seorang putri tertidur itu.

Daerah ini sama sekali tidak termasuk empat kota yang saya pilih di poling penempatan. Namanya bahkan baru saya tahu ketika saya membuka SK. Lalu, saya menyesalkannya? Sama sekali tidak. Saya bersyukur bahwa kesadaran saya terkumpul baik saat itu sampai saat ini, sehingga tidak ada rasa semacam ketakutan atau bahkan penolakan. Saya pun sadar betul bahwa di sana nanti akan sama sekali berbeda dari Jakarta.

Jakarta, dengan segala kejamnya sudah memberi saya banyak sekali teman dan cerita. Di sini segala ada. Dari anak kecil dekil yang tiap malamnya tidur di jembatan penyeberangan tanpa alas dan telanjang kaki, sampai mereka yang tidak bisa tidur jika pendingin ruangan di kamarnya mati. Dari peminta-minta di metromini, penjambret yang dengan saktinya bisa lari kencang membelah lautan kendaraan yang rebutan jalan, sampai mereka lulusan universitas terkemuka yang mau memberi kuliah cuma-cuma. Dari pedagang yang dengan nekatnya jualan di rel kereta, sampai mereka yang punya merek produk yang hanya dijual di mal pusat kota. Ah, Jakarta akan menyita puluhan paragraf kalau saya harus menuliskannya, dan memang ia lebih baik dituliskan di judul tersendiri.

Dari Jakarta ke Manna , pasti akan ada banyak sekali yang berbeda. Namun, saya ingat pernah berniat, bahwa di mana pun saya nanti, saya ingin sekali menulis sebanyak-banyaknya tentang tempat itu. Semata hanya:  agar tidak ada lagi anak-anak muda yang merasa ketakutan (ketakutan tidak bisa dipersamakan dengan perasaan gugup karena penasaran) ketika harus bertugas di belahan lain di tanah airnya. Semoga itu tak terlalu muluk…

>>Baca selengkapnya ya
Diposting oleh Grace Hasibuan di Senin, Januari 02, 2012 0 komentar
Label: pekerjaanku, semacam curhat
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod | Distributed by Deluxe Templates