Selamat dini hari, kak..
Surat ini untukmu. Ini yang pertama kali aku tuliskanuntukmu. Semampuku. Surat pertama di tahun 2014. Dan, aku akan memulainya dengan kamu.
Ah, kakak tahu? Bukan hanya surat yang aku mulai dengan kakak, tapi hatiku pun aku mulai dengan kamu. *eeeaakk gombal dini hari*
Surat ini untukmu. Ini yang pertama kali aku tuliskanuntukmu. Semampuku. Surat pertama di tahun 2014. Dan, aku akan memulainya dengan kamu.
Ah, kakak tahu? Bukan hanya surat yang aku mulai dengan kakak, tapi hatiku pun aku mulai dengan kamu. *eeeaakk gombal dini hari*
Saat ini aku menulis ini ditemani sebuah lagu Endah n Rhesa.
Mau aku share liriknya gak kak? Kata anak gaul sekarang sih, "Jlebb banget".
Apa mungkin juga emosi ini masih belum stabil sejak kita bertemu terakhir kali kemarin? Ketika remang- remang lampu jalan di luar menyalakan kembali cahaya lampauku. Cahaya yang seluruhnya kamu. Ketika obrolan kita mengalahkan suara gemuruh jantungku. Ketika lambaian terakhir ke atas kepalaku, seolah kamu tahu aku masih belum rela berpisah. Maka lagi- lagi aku harus membiarkan diriku tersilaukan kenang yang benderang demi merampungkan secarik surat ini. Menelanjangi rinduku sembari membayangkan senyummu.
*gleekk, gombalnya makin parah*
Kak, mungkin kamu perlu tahu. Menulismu selalu tak semudah yang terlihat. Butuh keberanian yang besar untuk menumpahkan asingku pada kata- kata. Sebab kemudian aku akan menyadari bahwa kamu telah benar- benar hilang dari hari- hariku. Betapa bencinya aku ketika harus mengakui bahwa aku menulismu hanya dengan bangunan karakter di kepalaku.
Mau aku share liriknya gak kak? Kata anak gaul sekarang sih, "Jlebb banget".
I love you but it’s not so easy to make you here with me
i wanna touch and hold you forever but you’re still in my dream
and I can’t stand to wait your love is coming to my life
but I still have a time to break a silence
I used to hide and watch you from a distance
and i knew you realized
i was looking for a time to get closer
at least to say hello
When you love someone just be brave to say
that you want him to be with you
when you hold your love don’t ever let him go
or you will loose your chance to make your dream come true
I never thought that i’m so strong
i stuck on you and wait so long
but when love comes it can’t be wrong
don’t ever give up, just try and try to get what you want
cause love will find the way
Apa mungkin juga emosi ini masih belum stabil sejak kita bertemu terakhir kali kemarin? Ketika remang- remang lampu jalan di luar menyalakan kembali cahaya lampauku. Cahaya yang seluruhnya kamu. Ketika obrolan kita mengalahkan suara gemuruh jantungku. Ketika lambaian terakhir ke atas kepalaku, seolah kamu tahu aku masih belum rela berpisah. Maka lagi- lagi aku harus membiarkan diriku tersilaukan kenang yang benderang demi merampungkan secarik surat ini. Menelanjangi rinduku sembari membayangkan senyummu.
*gleekk, gombalnya makin parah*
Kak, mungkin kamu perlu tahu. Menulismu selalu tak semudah yang terlihat. Butuh keberanian yang besar untuk menumpahkan asingku pada kata- kata. Sebab kemudian aku akan menyadari bahwa kamu telah benar- benar hilang dari hari- hariku. Betapa bencinya aku ketika harus mengakui bahwa aku menulismu hanya dengan bangunan karakter di kepalaku.
Biarlah aku menyelesaikan sejumput keberanian lain yang kukumpulkan, mendatangimu dengan segenap rindu dalam kata- kata resah yang panjang dan membosankan.
Apakah kakak masih ingat aku yang dulu? Si gadis di tahun-tahun pertama sekolah menengahnya. Perkenalan kita bermula ketika aku akan mengikuti ujian bersekolah di tempat yang sama denganmu. Sebagai senior pertama yang aku kenal, mana mungkin aku semudah itu melupakanmu. Entah mengapa, aku terlalu yakin kamu pun tidak melupakanku sejak itu, si gadis sombong dan arogan. Aku yang terlalu sibuk dengan persiapan ini itu hingga menanyakan namamu pun terlupa.
Kakak sadar si gadis sombong ini lulus di kelas yang diinginkan? Ucapan selamatmu membuatku tersipu. "Selamat ya dek, cita-citamu kesampaian." Ah, benar kan, kamu mengingat setiap detil kata-kataku dulu. Tapi aku sudah tidak searogan kemarin. Aku berubah menjadi gadis "culun" karena sistem sekolah kita.
Berada di atap yang sama tetap saja tidak membuatku jadi lebih berani. Tetap saja, aku hanya bisa menatapmu dari jauh, mencuri-curi pandang ke arahmu sekali waktu. Aku yang biasanya blak-blakan menjadi aku yang sembunyi-sembunyi menikmati canda tawamu. Aku yang pucat pasi tiap berpapasan denganmu. Aku yang begitu payah sehingga tak pernah berani berbicara banyak padamu dulu itu. Dulu, ketika melihat kepulanganmu dari lantai dua sekolah kita merupakan sebuah kebahagiaan yang sederhana dan cukup saja. Klasik.
Setiap kamu tanyakan kenapa aku selalu menghindar dan tak banyak omong dulu, aku hanya menjawab takut pada senior. Begitu saja pun, aku masih saja sering dihukum oleh senior putri, kak.
Di tahun kedua, Tuhan seperti berpihak padaku. Aku bisa melihat kamu minimal tiga kali sehari saat makan. Kamu seperti candu bagiku. Tapi, tetap saja, menggapaimu ibarat mimpi rasanya.
Aku lupa sejak kapan kita mulai dekat. Aku juga lupa sejak kapan aku mulai sanggup berpura-pura tidak kaku di depanmu. Hubungan "kakak-adik" tidak sah ini sungguh menyiksa, sekalipun aku menikmatinya. Sampai kapan ini akan bertahan, hanya Tuhan yang tahu, kak.
Aku setengah berharap kau melupakan semua hal- hal memalukan tentangku.
Setengahnya tidak.
Si adik-kelas-culun-yang menggemaskan. Hei, meski aku akan selalu menjadi seperti itu di matamu, bukankah akan sangat baik bagiku untuk tetap menempati satu bilik ingatan di benakmu? Jika ya, sungguh, aku lebih memilih untuk menjadi si-adik-kelas-payah ini.
Jadi, ingatan secuil apa yang kamu miliki tentangku, kak? :)
Kakakku tersayang, sembilan musim panas dan sembilan musim hujan telah berlalu semenjak dini hari pertama yang penuh dengan percakapanku dan kamu. Bagiku ini selalu tentang kamu, si kakak kelas dengan suara serak dan kulit eksotisnya. Kakak kelas manis dengan kerlingan nakal dan senyuman tengilnya. Kakak kelas yang dewasa dengan pemikiran-pemikiran dan ekspektasinya yang begitu besar pada dunia. Kakak kelas usil yang selalu aku mintai "snack malamnya". Kakak kelas yang diidolakan banyak wanita dan yang selalu aku rindukan panggilannya "Dedeeek.." sambil memegang kepalaku. Tanda sayang mungkin ya kak? Ah, tapi kau sudah membuatku terlalu ge-er.
Waktu berlalu dengan tega. Begitu cepat. Begitu menyakitkan.
Tidak semudah itu menghilangkanmu dari memoriku sebelum aku mengungkapkan rasa yang dulu pernah ada ini. Tapi, untuk mengungkapkan pun butuh keberanian. Keberanian untuk merusak hubungan manis persaudaraan kita selama ini.
Jadi kak, jangan hentikan aku untuk menyimpanmu dengan apik di geligi
memoriku. Sebab di sana kau adalah apa yang hanya kukenal. Selalu kau
yang seperti itu.
Kakak, ini adalah surat pertamaku dari entah berapa hari, bulan atau mungkin tahun-tahun ke depan. Meski telah kutulis beratus surat untukmu dari jauh hari yang lalu, meski akan masih ada yang lain setelahnya, jika ini adalah permulaan lain yang kudapat,
.
ketahuilah bahwa aku memulainya dengan kamu.
.
Akan lebih banyak surat datang untukmu, kak.
Memikirkannya saja dadaku bergemuruh. Aku tak ingin surat ini sampai kepadamu sebagai satu dari sekian yang berserakan di depan pagar dirimu, sementara kau masih tertidur di dalam mabuk oleh anggur yang tak lain adalah kekasih lalumu.
Akan lebih banyak surat datang untukmu, kak.
Memikirkannya saja dadaku bergemuruh. Aku tak ingin surat ini sampai kepadamu sebagai satu dari sekian yang berserakan di depan pagar dirimu, sementara kau masih tertidur di dalam mabuk oleh anggur yang tak lain adalah kekasih lalumu.
Mengutip ulang lirik lagu tadi, sungguh kak, I've never thought that I'm so strong that I stuck on you and wait so long. Love will find its way. Demikian pun surat ini akan menemukan jalannya sendiri untuk sampai kepadamu, kak, Semoga surat ini juga membawa serta gemetar jari- jari dan cekat di tenggorokanku yang tak mau pergi.
Berjanjilah, bila kelak surat- suratku sampai juga kepadamu, bacalah
sampai habis. Sekali waktu rindu ini perlu teralamat. Bukankah kau yang
paling mengerti soal itu?
Salam sayang, adikmu
Grace
0 komentar:
Posting Komentar