dan hari itu datang, ketika akhirnya kami pulang untuk saling bertemu kembali..
duduk berhadapan di sebuah meja kecil, akhirnya melakukan sesuatu yang sudah lama tidak kami lakukan bersama.. *dinner*, dan aku merindukan saat-saat itu.
tapi malam itu suasana sedikit berbeda.. karna tidak banyak kata-kata yang keluar, tidak ada cerita yang saling kami bagikan.
lalu aku menghela nafas..,
"di awal, aku sudah bilang bahwa semua ini berat"
dia menatapku
"tapi kamu mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, dan mengambil keputusan itu dengan cepat"
duduk berhadapan di sebuah meja kecil, akhirnya melakukan sesuatu yang sudah lama tidak kami lakukan bersama.. *dinner*, dan aku merindukan saat-saat itu.
tapi malam itu suasana sedikit berbeda.. karna tidak banyak kata-kata yang keluar, tidak ada cerita yang saling kami bagikan.
lalu aku menghela nafas..,
"di awal, aku sudah bilang bahwa semua ini berat"
dia menatapku
"tapi kamu mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja, dan mengambil keputusan itu dengan cepat"
"karna aku percaya kita berdua memiliki keyakinan yang kuat untuk dapat melewatinya"
"dan sekarang nyatanya kita tidak baik-baik saja. seharusnya dari awal kamu tau bahwa jarak itu..."
"jarak tidak seharusnya menjadi masalah" dia memotong kalimatku
"aku hanya lelah" kataku lemah
dia memegang tanganku, dan kami terdiam..
"lalu mengapa setiap pagi dan malam, kau sama sekali tidak menghubungiku seperti dulu? kamu tau, aku selalu menunggu balasanmu"
"aku telah memberitahumu semua kegiatan yang ku lakukan di sana, semua aktivitas itu membuat waktu kita menjadi tak sama"
"bukan waktu kita yang tidak sama, tapi kamulah yang berubah.. kita berdua dan kegiatan kita masing-masing, aku rasa tidak ada yang salah"
"jarak kita....." aku berkata lirih
aku sangat sadar bahwa ketika kami tidak saling leluasa untuk bertemu satu sama lain, itu menjadi sebuah kendala. secara pribadi aku masih selalu mengingatnya -walau tak sesering dulu-, aku selalu rindu menjalani hubungan kami dengan normal. tapi entah mengapa, rasa lelah itu selalu berhasil mengalahkan kerinduanku - bahkan untuk sekedar berkomunikasi. aku tau dia sangat mengasihiku, dia masih selalu memperhatikanku dan menunggu balasan pesanku hingga larut, dan itu adalah bukti bahwa dia memperjuangkan hubungan ini untuk kami.
tapi, kehidupan sudah sangat berubah... masing-masing kami sudah melewati fase kehidupan yang lebih tinggi. dengan tanggung jawab, lingkungan, dan prioritas yang berbeda.. dan mungkin, baginya aku juga menjadi bagian dari perubahan itu..
"lalu, bagaimana selanjutnya kita.........?"
aku sangat sadar bahwa ketika kami tidak saling leluasa untuk bertemu satu sama lain, itu menjadi sebuah kendala. secara pribadi aku masih selalu mengingatnya -walau tak sesering dulu-, aku selalu rindu menjalani hubungan kami dengan normal. tapi entah mengapa, rasa lelah itu selalu berhasil mengalahkan kerinduanku - bahkan untuk sekedar berkomunikasi. aku tau dia sangat mengasihiku, dia masih selalu memperhatikanku dan menunggu balasan pesanku hingga larut, dan itu adalah bukti bahwa dia memperjuangkan hubungan ini untuk kami.
tapi, kehidupan sudah sangat berubah... masing-masing kami sudah melewati fase kehidupan yang lebih tinggi. dengan tanggung jawab, lingkungan, dan prioritas yang berbeda.. dan mungkin, baginya aku juga menjadi bagian dari perubahan itu..
"lalu, bagaimana selanjutnya kita.........?"
"apakah kau mengasihiku?"
dia kembali memotong kalimatku, dan aku tersentak dengan kata-kata itu
dia menatapku, kali ini tatapannya begitu dalam.
"ya.."
dia menatapku, kali ini tatapannya begitu dalam.
"ya.."
"tapi mengapa sikapmu berubah, tidak ada lagi waktu yang kau sisakan untuk hubungan ini?"
aku sungguh tidak dapat menjawab pertanyaannya. karna akupun tak tau mengapa diriku berubah, dan aku menjadi begitu lelah dengan semuanya.
aku terdiam memandangnya, perlahan-lahan aku lepaskan tanganku dari genggaman itu.
aku terdiam memandangnya, perlahan-lahan aku lepaskan tanganku dari genggaman itu.
"apakah kamu masih mengasihiku...?" tanyanya untuk yang kedua kalinya.
aku mulai menangis
"aku mengasihimu, tapi rasanya jarak ini membuatku lelah"
"aku mengasihimu, tapi rasanya jarak ini membuatku lelah"
dia tersenyum memandangku, kembali menggenggam kedua tanganku, lalu berkata:
"jarak itu muncul bukan karna kamu dan aku berada di kota atau bagian bumi yang berbeda. tapi sesungguhnya jarak itu ada karna kau masih tetap berdiri pada masa lalu mu"
P.S: Tuhan, rindu agar relasi ku dengan-Mu segera pulih..
0 komentar:
Posting Komentar