Kata orang, "Everything happens for a reason".
Pagi tadi, saya bangun dengan ogah2an, sekujur tubuh terasa meriang, tapi waktu telah cukup siang bagi seorang wanita yang harus berangkat ke kantor.Saya beranjak dari tempat tidur dan langsung berseru, "Kok cepet banget sih?"
Iya, sejak kemarin saya berharap sehari bisa lebih dari 24 jam. kenapa? Karena saya belum rela meninggalkan Jakarta dan kembali ke Manna. Sama sekali belum rela.
Sepanjang hari di kantor ini, saya lebih banyak diam dan merenung. Berkali-kali mempertanyakan lagi, "Kenapa saya harus balik ke sini?" Kenapa harus sekarang?". Jujurly speaking, hati ini serasa berpasir. Masih belum percaya bahwa saya sudah di sini lagi. Segala apa dan siapa yang saya ingini tak bisa saya temui disni.
Sedih sekali rasanya begitu sadar orang2 terbaik saya ada sangat jauh dari sini.
Ketika mulai mengobrak abrik ransel bawaan saya kemarin, saya sadar ada barang yang hilang. Ya. HARDISK! Barang pertama yang saya beli dengan penghasilan saya sendiri. Kehilangan barang itu menambah kegundahan saya. Ditambah demam dan luka di bagian wajah dan tangan bagian kiri yang saya pun tak tahu kapan dan bagaimana mulanya.
Ya, Tuhan, saya benar-benar ingin pulang.
Mungkin hal2 tersebut tampaknya cuma masalah simple bagi seseorang yang terbiasa hidup di tanah perantauan seperti saya. Tapi entah kenapa, ditempa hal2 di atas, hari ini saya berpikir, "Tuhan, saya sebenernya takut putus asa. Tapi.."
Dan, Tuhan memang benar2 Maha kreatif, kejutan-kejutannya selalu menakjubkan. Saya bersyukur melihat celah2 yang menakjubkan itu.
Well, hari ini, DIA lagi dan lagi menunjukkan kepada saya betapa saya org yang diberkati. Sejauh-jauhnya jarak yang memisahkan, sesempit-sempitnya kesempatan yang ada, secengeng-cengengnya saya, ada orang-orang terbaik yang selalu tulus menyiapkan perhatian dan hatinya untuk saya. Bukankah itu luar biasa?
Terimakasih buat kalian yang datang lewat telepon, SMS, BBM, Twitter, Facebook, walaupun sekedar menanyakan kabar atau ngobrol ngalur ngidul. Terimakasih buat setiap kenangan yang ada lewat foto demi foto, dan tiap semangat yang kalian tularkan dari sana. Terimakasih juga buat orang-orang disekitar saya saat ini yang begitu teramat perhatian. :)
Semoga catatan ini bisa menjadi bukti akal sehat dan perasaan saya masih ada. Ya, mereka harus tetap ada, keberadaan kalian adalah alasannya.
Pagi tadi, saya bangun dengan ogah2an, sekujur tubuh terasa meriang, tapi waktu telah cukup siang bagi seorang wanita yang harus berangkat ke kantor.Saya beranjak dari tempat tidur dan langsung berseru, "Kok cepet banget sih?"
Iya, sejak kemarin saya berharap sehari bisa lebih dari 24 jam. kenapa? Karena saya belum rela meninggalkan Jakarta dan kembali ke Manna. Sama sekali belum rela.
Sepanjang hari di kantor ini, saya lebih banyak diam dan merenung. Berkali-kali mempertanyakan lagi, "Kenapa saya harus balik ke sini?" Kenapa harus sekarang?". Jujurly speaking, hati ini serasa berpasir. Masih belum percaya bahwa saya sudah di sini lagi. Segala apa dan siapa yang saya ingini tak bisa saya temui disni.
Sedih sekali rasanya begitu sadar orang2 terbaik saya ada sangat jauh dari sini.
Ketika mulai mengobrak abrik ransel bawaan saya kemarin, saya sadar ada barang yang hilang. Ya. HARDISK! Barang pertama yang saya beli dengan penghasilan saya sendiri. Kehilangan barang itu menambah kegundahan saya. Ditambah demam dan luka di bagian wajah dan tangan bagian kiri yang saya pun tak tahu kapan dan bagaimana mulanya.
Ya, Tuhan, saya benar-benar ingin pulang.
Mungkin hal2 tersebut tampaknya cuma masalah simple bagi seseorang yang terbiasa hidup di tanah perantauan seperti saya. Tapi entah kenapa, ditempa hal2 di atas, hari ini saya berpikir, "Tuhan, saya sebenernya takut putus asa. Tapi.."
Dan, Tuhan memang benar2 Maha kreatif, kejutan-kejutannya selalu menakjubkan. Saya bersyukur melihat celah2 yang menakjubkan itu.
Well, hari ini, DIA lagi dan lagi menunjukkan kepada saya betapa saya org yang diberkati. Sejauh-jauhnya jarak yang memisahkan, sesempit-sempitnya kesempatan yang ada, secengeng-cengengnya saya, ada orang-orang terbaik yang selalu tulus menyiapkan perhatian dan hatinya untuk saya. Bukankah itu luar biasa?
Terimakasih buat kalian yang datang lewat telepon, SMS, BBM, Twitter, Facebook, walaupun sekedar menanyakan kabar atau ngobrol ngalur ngidul. Terimakasih buat setiap kenangan yang ada lewat foto demi foto, dan tiap semangat yang kalian tularkan dari sana. Terimakasih juga buat orang-orang disekitar saya saat ini yang begitu teramat perhatian. :)
Semoga catatan ini bisa menjadi bukti akal sehat dan perasaan saya masih ada. Ya, mereka harus tetap ada, keberadaan kalian adalah alasannya.
Manna, 18.32 WIB
Di tengah migrain yang pelan-pelan terusir.
:)
0 komentar:
Posting Komentar