Manna, 10 Juni 2013
Ya,
ini ulang tahun saya. Sekaligus juga merayakan dua tahunan kencan bersama
SK Penempatan. KPPN Manna. Merayakannya bersama 200-an orang lainnya di DJPB
2010. Dua tahun lalu, 10 Juni 2011 itu, hadiah yang indah bukan? Tahun ini saya
juga sedang menantikan hadiah. Saya kira pengumuman hasil jurnalistik kemarin
akan keluar hari ini. Ternyata belum. Dan memang salahnya, saya terlalu optimis
lulus. Jadi, tahun ini belum ada hadiah apapun? Ah, tidak juga.
Saya
terlalu percaya bahwa di dalam hidup, terkadang kita terlalu banyak menuntut
orang lain memberikan hadiah kepada kita.
Bagaimana
kalau sebaliknya, kau yang menjadi hadiah untuk dirimu sendiri, atau kau yang
menjadi hadiah untuk orang lain.
Ketika saya
menulis ini, tidak ada lilin yang ditiup di atas kue ulang tahun seperti
tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada teman-teman yang merecoki, membangunkan saya
tengah malam. Di rumah juga tidak ada cemilan lagi yang tersisa, tidak ada
stock kopi lagi di dapur. Hape pun mati. Tidak ada yang sempurna. Jauh-jauh
hari sebelum saya berulang tahun, selain minta lulus “workshop jurnalistik”,
saya tidak muluk-muluk meminta kado SK berikutnya (SK ikut suami kah?). Hanya
meminta untuk dikirimkan hujan saja. Jangan lupa dibungkus dengan pita
warna-warni. Mereka pikir saya bercanda. Tidak, saya terlalu menginginkan hujan
untuk turun di hari ulang tahun saya. Dan, tadi tengah malam, si Hujan Bulan
Juni itu datang.
Itu adalah
hadiah.
Berulang
tahun dengan uang di dompet pas-pasan. Atau belum punya “seseorang” yang
spesial. Bahkan jauh dari keluarga dan teman-teman terkasih bukanlah masalah
besar. Belajarlah untuk mengalami kesendirian, karena biasanya disitu akan
muncul karaktermu yang sebenarnya. Tidak ada permohonan yang spesial ketika
saya berulang tahun.
Karena saya
bersama DIA saja sudah cukup. Saya menjadi terlalu berharga.
Paling
tidak untuk diri saya sendiri. Mungkin saat ini tidak ada pencapaian yang bisa
kau ceritakan kepada orang lain. Kau masih bergumul untuk mencapai cita-citamu
dalam diam. Kau masih belum masuk di hitungan siapa-siapa.
Tidak perlu
juga. Kau tidak perlu menjadi sesuatu hanya untuk menyenangkan orang lain. Itu
adalah penyimpangan. Lakukan apapun yang kau mau. Lakukan apapun yang kau suka.
Lakukan itu dengan tertawa lebar.
Hari ini
saya memasuki angka dua puluh empat. Angka istimewa saya pikir. Bukan hanya
hari ini, tetapi tiap hari selalu istimewa bagi saya. Semuanya bergantung kau
mau merayakannya atau tidak, bukan?
Tadi malam
sebelum tidur, saya hanya bercakap-cakap dengan diri saya sendiri. Apa itu
bertumbuh? Apa yang kau ingin tambahkan ketika kau bertumbuh? Dan kau ingin
bertumbuh menjadi apa dan bagaimana?
Tidak mau.
Saya tidak
mau bertumbuh menjadi apa-apa atau siapa-siapa. Saya mau tetap menjadi saya.
Saya mau tetap muda. Saya mau tetap istimewa. Hanya saja saya mau bertumbuh
semakin menyerupai karakter-Nya. Sulit ya? Tapi bisa.
Saya juga
mau bertambah. Bertambah dalam segala hal.
Bertambah
dalam kesendirian beberapa waktu ini mengajarkan saya satu hal: apa saya
percaya dengan diri saya sendiri? Karena ini adalah modal dasar. Modal dasar
untuk terbang lebih tinggi.
Hari-hari
lelah dan menguras air mata, tetap akan saya hadapi ke depan. Itulah kenyataan hidup.
Begitupun sebaliknya. Tidak perlu mengeluh, toh dengan mengeluh membuatmu
semakin kurang sexy.
Lagipula,
untuk apa takut? Adakah yang kurang lagi jika DIA panduku?
Mari angkat
gelas, rayakan ketidaksempurnaan. Dan rayakan hujan yang mengguyur di luar.
Semoga
tahun depan sudah ada yang mendampingi, cukuplah yang seperti John Mayer saja.
Saya tidak punya uang mentraktir teman-teman saya karena Jomblo Perak tahun
depan. Ahhhh... *melipir*
Selamat
Ulang Tahun, wahai Yang Kata Orang-orang si Jomblo 24 Karat.. ! :)
0 komentar:
Posting Komentar