Ini postingan pertama saya tentang idola saya, Abang
Clayton..
Setahun belakangan ini hari-hari saya dipenuhi
oleh suara dan iringan petikan gitar oleh John Mayer. Has been in love with
this guy since a century ago, tapi baru mulai mengeksplor koleksi
lagu-lagunya belakangan ini. Dan semakin saya mengeksplor, saya semakin
penasaran, dan jadi suka dengan sendirinya. Petikan gitarnya catchy,
lirik-liriknya membuat saya menerka-nerka pemikiran apa lagi yang akan
ditumpahkan pada detik berikutnya dan bagaimana cara dia menuangkannya ke dalam
susunan kata-kata. And he wrote most of them by himself (Hallelujah!!)
Don’t get me
wrong, saya bukan hanya mengagumi pemikiran dan ‘gaya
penyampaian’-nya seputar tema cinta-cintaan. Toh lagunya nggak melulu tentang
cinta-cintaan. There are others that comprise self-consciousness, self-reflection, social
respect, dan public tolerance. Butuh bukti? Try
listening to his “Vultures,” “Waiting on the World to Change,” “Belief,” “Bigger Than My Body,” “The
Heart Of Life,” “Stop This Train,”
atau “Who Says.” Atau mungkin yang
punya makna ganda seperti “Daughters,”
“Perfectly Lonely,” atau “Love Song for No One.”
Sejauh ini saya suka semua lagu yang
ia bawakan. Tidak terkecuali.
Tidak jarang saya memilih lagunya
sebagai lagu pengiring saya memasuki gerbang ‘Pulau Kapuk.’ Selain karena
kelebihan-kelebihan di atas yang sudah saya, tanpa sadar, promosikan, dan
selain karena suaranya yang bikin merem melek (sejauh ini cuma ada dua musisi
yang suaranya bikin saya merem melek: Michael Buble dan si John Mayer ini!), a
little trivia, I love humming to his songs with my head on my pillow. Absurd.
Yes I know. Tapi ini beneran kenyataan. Sejak saya di asrama dulu, saya
punya kebiasaan tidur sambil mendengarkan lagu. Biasanya ketika saya tidak
cukup lelah untuk langsung ‘tewas’ di tempat tidur, saya akan menggumam-gumam
kecil lagu yang tengah diputar itu, sampai saya tertidur. Lagu-lagu tidur saya
didominasi oleh lagu akustik. Atau yang melodinya bikin ngantuk ;) Belakangan
lagu-lagu John yang punya beat pelan saya jadikan playlist
tunggal. Selain bisa bikin ngantuk, toh saya bisa sambil memikirkan tentang isi
lagunya. Self-reflection :)
Now, I
wonder, kapan yaaa John Mayer bisa konser di Indonesia?!
Ahhh iya, besok kali ada kesempatan
dan inspirasi, saya bakal bikin review tentang album barunya John Clayton Mayer
“Born and
Raised” yang keluar tanggal 22 Mei 2012 kemarin..
Anyway,
enough of my admiration of him. And yeah, this entry sucks. Especially when I,
again, changed the language in the middle of it. I am signing out.
P.S: The use “Clayton” which is John’s
middle name as this entry’s title is not aimed to show that I act like I am
close to him that I call him in a different and special way (I am simply
just one of his ordinary fans!). I just thought that a blog entry with
“I Love You John Mayer” or “It’s John Mayer” or
“John Mayer Rules!” or “John Mayer is in da House” sounds
cheesy. So there it is, I’d rather chose “Clayton” instead :p
P.S (again): A humble confession: saya
jadi nggak bisa mendengarkan lagu lain selain lagu-lagunya John Mayer sejak
lima bulan belakangan. Another addiction I think. So… should I arrange a
detachmetnt program of his songs too? o_O
0 komentar:
Posting Komentar