Mungkin memang tidak semua rasa harus diberi nama, karena rasa itu bukan
manusia atau jalan yang memang harus diberi nama agar tidak salah
sebut, tidak salah tujuan.
Dan rasa itu memang terlalu rumit untuk diberi nama. Seperti cinta, misalnya. Setiap orang punya pengertiannya sendiri tentang cinta. Semuanya benar, semuanya salah - tergantung siapa yang mengatakan, apa latar belakang orang itu, dan dari sudut pandang yang mana.
Juga rasa ini. Atau rasa yang itu.
Lalu ada kalanya kita memberi nama suatu rasa, dan ternyata kita memberi nama yang salah. Karena ada rasa yang dapat dirasakan sendiri, dan ada rasa yang sebaiknya dirasakan oleh dua orang. Dan yang terakhir itu kadang diberi nama yang berbeda oleh keduanya. Yang satu bisa saja menamakannya “cinta”, tapi yang satu lagi mungkin hanya memberinya nama “suka”. Atau yang satu memberinya nama “nyaman”, yang satu lagi memberi nama “kesepian”.
Kurang lebih seperti itu.
Jadi, apalah arti sebuah nama jika hanya untuk memberi label ke sebuah rasa yang diartikan berbeda-beda oleh pihak yang merasakannya? Atau bahkan oleh pihak yang bahkan tidak pernah memikirkan tentang rasa itu sendiri?
Ini memang rumit. Tidak sesederhana menggoreskan tinta di atas permukaan kulit.
Dan rasa itu memang terlalu rumit untuk diberi nama. Seperti cinta, misalnya. Setiap orang punya pengertiannya sendiri tentang cinta. Semuanya benar, semuanya salah - tergantung siapa yang mengatakan, apa latar belakang orang itu, dan dari sudut pandang yang mana.
Juga rasa ini. Atau rasa yang itu.
Lalu ada kalanya kita memberi nama suatu rasa, dan ternyata kita memberi nama yang salah. Karena ada rasa yang dapat dirasakan sendiri, dan ada rasa yang sebaiknya dirasakan oleh dua orang. Dan yang terakhir itu kadang diberi nama yang berbeda oleh keduanya. Yang satu bisa saja menamakannya “cinta”, tapi yang satu lagi mungkin hanya memberinya nama “suka”. Atau yang satu memberinya nama “nyaman”, yang satu lagi memberi nama “kesepian”.
Kurang lebih seperti itu.
Jadi, apalah arti sebuah nama jika hanya untuk memberi label ke sebuah rasa yang diartikan berbeda-beda oleh pihak yang merasakannya? Atau bahkan oleh pihak yang bahkan tidak pernah memikirkan tentang rasa itu sendiri?
Ini memang rumit. Tidak sesederhana menggoreskan tinta di atas permukaan kulit.
Bila memang, ku yang harus mengerti:*sayup2 terdengar Untitled-nya Maliq mengalun lembut
Mengapa cintamu tak dapat ku miliki?
Salahkah ku bila:
Kau lah yang ada di hatiku?
0 komentar:
Posting Komentar