"Aku
mau dong pacar yang jago bikin puisi biar aku dimasukin di tulisannya
muluuu..,"
Pernah
deh salah satu teman saya ngomong gitu ke saya karena keseringan baca-baca
tulisan saya yang 'kadang' curhat colongan abis itu.
Tanggapan
saya : HAHAHAHAHA.
Selama
ini sih orang yang kadang saya mention dan ekspose di beberapa tulisan curhat
saya (beberapa, kawan.. bukan semua kok yang hasil curhat colongan :P) malah
seringnya ngga tahu dan ngga baca tulisan saya buat dia. Bahkan mungkin alamat
blog saya aja ngga tau.. atau ngga inget ya? Saya rasa malah alamatnya terlalu
susah untuk dilupakan, mengingat betapa tidak kreatifnya saya dalam
pemilihan nama.. hmm... *mikir*
Ngga
penting juga dia tahu atau ngga, menurut saya tulisan juga bisa menjadi semacam
terapi untuk kita saat merasa desperate, kesal, bosan, sendiri atau apapun...
tapi terapi itu kadangkala jadi kurang terasa ketika kita menyimpan tulisan itu
untuk diam dan bikin berat memori laptop atau komputer. Atau berupa kertas
lecek yang setelah kita menulisinya dengan semua uneg-uneg, kekecewaan atau
apapun maka kita membakarnya.
Kalau
saya sih lebih senang sekaligus lebih lega ketika saya mempostingnya,
membiarkan orang-orang tahu pada saat mereka harusnya memang tahu.. memilih
kemungkinan 50 : 50 untuk orang-orang yang saya maksudkan itu untuk tahu ketika
membaca atau tidak tahu sama sekali karena bahkan tidak sadar kalau postingan
itu ada.
Saya dengan sadar menceritakan di blog lewat
tulisan-tulisan bahwa ternyata saya adalah jenis orang yang sangat gampang dan
sering jatuh cinta.
Saya jatuh cinta pada angin, pada hujan, pada matahari yang mau tidur, pada bulan yang dilingkar awan, pada tawa, pada tarian, pada ketegaran, pada gambar, pada isyarat yang bisa dirasa, pada pekatnya kopi, pada hangat susu putih, pada manisnya teh tawar, pada bidang cahaya, pada lilin, pada kembang api saat malam sudah terlampau tua, pada momen, pada malam dingin, pada ruap embun, pada lagu-lagu indah, pada nyanyian, pada musik, pada kata-kata (yang terakhir ini yang sering).
Dan juga pada kamu (sialnya, ini jauh lebih sering lagi)...
Saya jatuh cinta pada angin, pada hujan, pada matahari yang mau tidur, pada bulan yang dilingkar awan, pada tawa, pada tarian, pada ketegaran, pada gambar, pada isyarat yang bisa dirasa, pada pekatnya kopi, pada hangat susu putih, pada manisnya teh tawar, pada bidang cahaya, pada lilin, pada kembang api saat malam sudah terlampau tua, pada momen, pada malam dingin, pada ruap embun, pada lagu-lagu indah, pada nyanyian, pada musik, pada kata-kata (yang terakhir ini yang sering).
Dan juga pada kamu (sialnya, ini jauh lebih sering lagi)...
Menulis
tentang diri sendiri dan perasaan juga menjadi tantangan.. Ngga percaya? Coba
posting surat cinta untuk seseorang yang kita gebet, sambil membayangkan
mungkin dia akan membaca itu entah kapan ketika kita masih menggebet dia..
berani?
Dan
ini yang akan saya kerjakan untuk beberapa waktu ke depan, ya menulis surat
untuk kamu. :)
Meski
seringnya saya menganggap perasaan-perasaan tidak pada tempatnya memang
sebaiknya hanya berwujud tulisan, tanpa perlu diberitahukan.. tanpa harus ada
yang tahu.
Duh tuh kan saya curhat lagi...
0 komentar:
Posting Komentar