Kopi dan teh. berbeda warna dan rasa. beda itu kita. sekian.
Hallo, penyebab rasa yang baru-baru ini, aku pun tak bisa mendefenisikannya, lewat berbagai beda. Ini waktunya ku hujani kamu dengan cerita kita. Ah, bukan, sekali lagi, cerita aku dan kamu, yang tak akan mungkin menjadi kita. Tahukah kamu, di atas segala beda, meski kadang ada sedikit duka, tapi candamu mencanduku di tiap tawa. Lagipula, haruskah kita sama untuk bersama?
Hallo, pendamping hari penepis sepiku meski berlain kota. Ada satu kalimat yang aku tak pernah lupa, bahwa jarak memisahkan fisik, bukan hati, dan aku serasa dengan apa yang kau kata. Benar saja, bukankah ratusan kilometer pemisah kita masih bisa dilewati kapan saja?
Hallo, penyebab rasa yang baru-baru ini, aku pun tak bisa mendefenisikannya, lewat berbagai beda. Ini waktunya ku hujani kamu dengan cerita kita. Ah, bukan, sekali lagi, cerita aku dan kamu, yang tak akan mungkin menjadi kita. Tahukah kamu, di atas segala beda, meski kadang ada sedikit duka, tapi candamu mencanduku di tiap tawa. Lagipula, haruskah kita sama untuk bersama?
Hallo, pendamping hari penepis sepiku meski berlain kota. Ada satu kalimat yang aku tak pernah lupa, bahwa jarak memisahkan fisik, bukan hati, dan aku serasa dengan apa yang kau kata. Benar saja, bukankah ratusan kilometer pemisah kita masih bisa dilewati kapan saja?
Hallo, penyebut Tuhanku dengan berbeda nama. Meskipun rumah ibadah kita tak searah, biarlah masa depan akan kita Tuhan yang beri kuasa. Hanya saja doaku, semoga Tuhanmu dan Tuhanku berbahagia, layaknya kita. Kini, bagaimana kalau kita jalankan saja tanpa terlalu banyak menerka?
Hallo, penginspirasi tulisan-tulisanku dengan berbagai cara. Mungkin aku terlalu banyak meminta, tapi beberapa kata ini memang sia-sia bila bukan kamu yang baca. Tidak perlu kamu hitung banyaknya, tapi cukup kamu simpan maknanya, maukah?
Medan, 19 Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar