Saya terlalu percaya dalam hati
tiap orang, pasti kita semua punya: the man who can't be moved.
"The man who can't be
moved" itu semacam seseorang yang dengan sengaja kamu simpan di dalam
hatimu, walaupun kamu telah bersama orang lain.
Dan akhirnya saya mengerti:
"The man who can't be moved" inilah yang membuat saya, kamu, dan
siapapun yang baca tulisan ini susah untuk moving on.
Lalu saya berpikir, kalaupun
masih ada yang susah untuk moving on, kenapa musti lekas-lekas
dipaksa. Terkadang menyimpan itu hal baik.
Dalam menyimpan harusnya kita
belajar lebih apik mengurusi sesuatu, kita akan menjaganya supaya tidak
berdebu, kita merawat, kita melindungi, kita belajar menjadi seperti Ibu.
Punya The man who can't be
moved tidak selamanya merugi, bisa jadi semesta masih
mempercayai orang tersebut kepada hatimu. Ataupun sebaliknya, orang itu selalu
ada untuk menjaga hatimu. Tergantung kamu mau meresponinya seperti apa.
Surat ini saya tulis kepada The man who can't be moved di hati saya. Yang betah,
begitu lama, selalu mendapatkan perlakuan khusus, sejak lama sekali, selalu
saya nomor satukan walau begitu banyak orang yang lalu lalang dalam kehidupan
saya. Selalu saya kangeni, walau kadang ia tidak peduli.
Saya mau bilang apa lagi
selain: mungkin suatu hari, kamu akan bangun di tempat tidurmu. Lalu berpikir,
saya adalah orang yang tepat itu.
Saya berdoa, semoga kamu tidak
terlambat menyadarinya.
Semoga...
0 komentar:
Posting Komentar